Tuesday, June 2, 2015

#NULISRANDOM2015 ( Day 1 & 2 ) "Path Of Blood"

Secangkir teh tarik ditemani sepiring pancake strawberry yang masih terlihat tipis kepul asapnya. Ayana hanya termangu didepan sarapannya itu, kontras dengan abangnya, Rendy yang nampak lahap menghabiskan sarapannya.

 “Kamu gak makan ?” tanya Rendy ketika dilihatnya sang adik hanya melamun, memandang kosong ke piring pancake.

 Haning tanpa jawaban, Rendy kembali melirik, ternyata pertanyaanya tak sampai ke dalam gendang telinga Ayana.

 “Oiii, masih pagi udah kesambet ?” kali ini Rendy menambahkan dengan cubitan di hidung pesek adiknya itu yang kemudian sukses merespon dengan teriakan kecil.

 “Awww ! Sakit bang ! Apaan sih ?” Ayana merengut sambil mengusir tangan usil kakaknya

 “Sarapannya keburu dingin tuh … ” ujar Rendy sambil melajutkan suapannya. Ayana memandang sarapannya lagi dan tiba-tiba ia bangkit berlari menuju kamarnya di lantai 2 tanpa mengucapkan apapun. Rendy dan mama, yang muncul dari dapur, hanya saling menatap heran.

 ***
 “Ay, kamu sakit kah ? Abang masuk ya ?” Rendy mengintip sebentar ke dalam kamar Ayana sebelum melangkah masuk. Dia sudah beberapa kali mengetuk pintu tapi si empunya kamar tidak menjawab walaupun ada didalam.

 Rendy melihat Ayana duduk disisi tempat tidur dengan wajah yang lebih berlipat ketimbang diruang makan tadi. Ini hari minggu, biasanya Ayana sudah ada di taman kompleks bersama genk-nya untuk sekedar jalan santai sambil menikmati roti bakar yang dijual dan lumayan terkenal di taman itu.

 “Kenapa sih Ay ? Mama khawatir tuh kamu murung gini …” Rendy juga sebenarnya khawatir, karena tidak biasanya adik semata wayangnya ini hanya diam saja.

 Ayana ini tipe bola ping-pong yang aktif sekali plus dengan kebawelannya, bahkan kalau dia sedang marah dia akan lebih cerewet dengan omelannya.

 Ayana menatap Rendy, ada sesuatu dipikiran gadis SMP itu, walau nampak ragu tapi …

 “Bang, aku ini anak siapa ?”

 Rendy terkejut, pertanyaan apa itu ?

 “Ya anak mama papa lah, masak iya anak kambing, jenggotan dong ntar, hehehehe “ Rendy melawak, berpikir adiknya sedang bercanda, namun ketika melihat wajah Ayana yang merengut ia menghentikan tawanya

 “Aku serius bang, aku ini anak siapa ?” sekarang wajah merengut ayana berubah seperti ingin menangis dan matanya mulai berkaca-kaca.

 “Kenapa sih tanya kayak gitu ?” Rendy masih bingung.

 “Bang, kemarin itu Ayana iseng cek darah pas acara kunjungan sekolah ke PMI, dan Ayana bingung karena golongan darah Ayana berbeda dari mama, papa, dan abang. Ayana itu AB, sedang mama O, papa dan abang B kan? biarpun Ayanaperiksa pakai tabel darah, golongan darah Ayana itu bukan hasil dari gabungan golongan darah mama dan papa !” Ayana mulai terisak,

Rendy semakin bingung, kok pake golongan darah segala sih ? Ayana ini macem-macem aja deh, Rendy, yang berbeda usia 3 tahun dari adiknya itu, hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

 Memang karena beberapa hal mama dan papa lupa untuk mengecek golongan darah Ayana, hingga sampai Ayana berumur 14 tahun pun Ayana belum tahu golongan darahnya sampai ia mengecek sendiri kemarin di PMI.

 Iya juga ya, kalau golongan darah mama O dan papa B, kenapa golongan darah Ayana bisa jadi AB ? Rendy mulai mengingat-ingat pelajaran tentang golangan darah sewaktu di SMP dulu, mungkin ada yang terlewat oleh Ayana sehingga ia menyangka kalau bukan anak kandung dari mama dan papa.

 Pintu kamar terbuka perlahan, nampak mama masuk dengan senyum dikulum. Ayana cepat menyeka air matanya, ia tidak berani menatap mama, tapi mama malah menghampiri dan duduk disebelahnya.

 “Ayana yakin sama golongan darahnya ?” mama bertanya pelan. Rupanya mama tadi sempat menguping diluar kamar, beliau membiarkan dulu Rendy yang bertanya tentang kemurungan ayana sampai beliau tahu persoalnnya dan kini berniat untuk meluruskan.

 “Ayana yakin ma, ayana udah tanya berkali-kali sama petugas PMI buat memastikan kalau gak ada kesalahan ….” Ayana menunduk, bagaimana kalau benar ia bukan anak kandung mama papa? Bukan adik kecil abang Rendy-nya? Ayana ingin menangis keras sekali saat itu ….

 Mama perlahan memeluk pundak Ayana.

 “Maksud mama, Ayana yakin golongan darah mama O dan papa B ?”

 Ayana tertegun, apa maksud mama ? Bukankah dalam KTP mama dan papa tertulis jelas golongan darah mereka dan Ayana yakin 100% ia tidak lupa.

 “Mmmm, sebenarnya golongan darah mama itu AB loh, bukan O …” suara mama perlahan tapi jelas.

 Mendengar itu ayana seketika mengangkat kepalanya, menatap wajah mama dengan kebingungan, lho ??

 “Iya, golongan darah mama itu AB, cuma karena ada kesalahan di kelurahan jadinya di KTP mama tercatat O …” mama tersenyum sambil mencolek hidung Ayana.

 Jadi, Ayana beneran anak papa mama ya ? Ayana memastikan sendiri dalam hati.

 “Kok gak diibetulin sih ma ? Kan jadi ada yang salah paham tuh, mungkin dipikirnya seperti sinetron putri yang tertukar itu, tapi kalau yang ini mau ditukar sama sekarung beras juga gak papa sih ma, hehehe” canda Rendy sadis, karena melihat Ayana kembali menunduk, tapi kali ini karena rasa malu.

 “Hushh !! Rendy, godain adiknya kok kayak gitu sih !” tegur mama tapi sambil ternyum juga melihat reaksi Ayana yang salah tingkah.

 “Nanti deh, mama benerin kalau sudah waktunya diperbarui, biar yakin kalau Ayana ini anak mama ya kan?” mama jadi ikutan menggoda, tapi Ayana tidak peduli, ia malah memeluk mamanya manja,

 “Halah, manja-manja sekarang, padahal tadi juga mewek-mewek ngomong ‘aku anak siapa bang ?’ trus, adooww !!”

 Rendy urung melanjutkan ejekannya ketika sebuah cubitan kecil mendarat di pinggangnya. Dan Ayana pun tergelak puas.

No comments :

Post a Comment