Helooo ….
Hari minggu
ini aku menghadiri sebuah acara donasi yang dipadukan dengan acara talkshow dan
pameran booth komunitas. Acara yang diadakan di Plaza Balikpapan ini bertajuk
Pack Your Spirit. Merupakan acara donasi buku yang di persembahkan oleh komunitas
Balikpapan Menyala dan teman-teman. Di acara ini pengunjung cukup mendonasikan
sebuah buku, apa saja, untuk bisa masuk ke tempat acara dan menikmati berbagai
macam kegiatan booth yang ada didalamnya. Ada booth origami, mewarnai dan
papercraft, serta booth creARTivity yang menampilkan budaya Kalimantan, khususnya
Kalimantan timur, seperti tarian dan membatik. Kemudian ada sebuah lokasi di
ruang acara tersebut yang dimanfaatkan untuk sesi book packing. Jadi,
pengunjung bisa membantu mem-packing buku-buku yang sudah dikumpulkan oleh
panitia untuk kemudian disalurkan ke beberapa daerahn pelosok. Kebetulan tadi
aku sempet bantu packing juga dan menulis sebuah pesan di box packingnya, seru
loohh :D
Foto bareng panitia abis packin buku |
Dalam acara
ini dihadirkan pula narasumber untuk talk show yaitu talkshow parenting dan
kerelawanan. Aku lupa siapa yang menjadi narasumber talkshow parenting karena
ngikutin pas sudah separuh jalan. Tapi untuk kerelawanan nasasumbernya adalah
Chiki Fauwzi dan Maya Rumpe yang memang dikenal aktif sebagai relawan beberapa
organisasi. Ada juga penampilan hiburan di acara tersebut seperti gitar
akustik, pertunjukan puisi, tari modern dan tidak ketinggalan pula kursus singkat
tali tradisional Kalimantan dari komunitas creARTivity. Namun yang paling
menarik perhatianku adalah penampilan dari sanggar seni Atap Jerami (kalau
tidak salah dengar ini nama sanggarnya).
Apa yang menarik ? Karena mereka membawakan hiburan musik tingkilan.
Apa itu musik
tingkilan ? Jujur aku sendiri baru pertama kali denger dan tau kalau ada seni
musi tingkilan yang ternyata merupakan salah satu musik tradisional Kalimantan.
Hehehe, malu banget ya lahir dan tinggal di Balikpapan tapi gak tau musik tingkilan.
Dan setelah googling singkat ternyata music tingkilan ini berasal dari pesisir Mahakam,
tepatnya merupakan seni musik khas dari suku Kutai. Musik tingkilan hampir
mirip dengan musik melayu, mungkin
karena pemakaian salah satu alat musi khas melayu yaitu gambus.
Yang
membuat penampilan musik tingkilan tadi terasa keren adalah karena yang memainkannya
merupakan sekumpulan anak-anak muda. Ketika mereka berdiri di sisi panggung
kukira akan menampilkan hiburan band biasa tapi ternyata mereka membawakan
tingkilan. Personil yang tampil tadi terdiri dari 10 orang yaitu 3 gitaris, 1
pemain gambus, 1 pemain ketipung, 2 violis (ternyata tingkilan juga menggunakan
biola sebagai salah satu aransemennya) dan 3 vokalis. Lagu yang mereka mainkan
aku belum pernah dengar sebelumnya jadi gak tahu apa itu aransemen lagu asli
atau ada yang diubah, tapi tetap asyik di telinga. Gak terasa seperti musik tradisional,
atau mungkin karena ada sentuhan gitar juga yang membuatnya jadi terasa lebih
modern. Apapun itu yang jelas perform mereka tadi gak biasa dan cukup
mengalihkan perhatianku ;)
Personil sanggar seni Atap Jerami |
Seneng
rasanya melihat mereka, para remaja yang berbakat di bidang musik tapi tampil
keluar dari jalur mainstream. Yaaa pastinya mereka juga suka sama musik modern
baik dari dalam dan luar negeri, tapi yang bikin salut adalah mereka menyempatkan
diri menggunakan keahlian mereka untuk mempelajari, mengembangkan dan
mengenalkan musik tingkilan. Membuat orang seperti aku yang awalnya gak tau
jadi ngeh dengan keberadaan seni musik
ini. Berharap semoga temen-temen dari sanggar seni Atap Jerami ini bisa tampil
lagi di berbagai acara untuk lebih mempopulerkan musik tingkilan ini.
(Tulisan
ini dibuat dengan minim info, semoga kesalahan nama bisa dikoreksi bagi yang
mengetahuinya ;))