Terlalu banyak keinginan, terlalu banyak mimpi, terlalu
banyak berimajinasi.
Benar kata orang, bahwa bermimpilah setinggi langit karena dengan
begitu kamu memiliki target dan tujuan yang tinggi. Tapi ada pula yang mengatakan
bahwa bermimpilah setinggi atap rumah, karena hal itu lebih realistis. Kenapa ?
karena setidaknya atap rumah masih bisa kamu jangaku, dengan tangga misalnya.
Begitu banyak hal yang aku inginkan, dan percayalah bahwa
hal-hal tersebut di luar semua kemampuanku saat ini. Baik dari segi skill,
waktu dan dana juga tentunya.
Tapi bagi yang merasa memiliki mimpi pasti juga mengalami
hal yang sama denganku. Bahwa meski hanya berupa mimpi, hal tersebut sangatlah menyenangkan.
Seperti mimpi ingin menjadi traveler dan berkelana ke berbagai
lokasi menarik di dunia misalnya. Bahkan hanya dengan melihat foto-foto keindahan
kota Jepang atau membaca blog pengalaman traveler yang pernah singgah ke negeri
sakura tersebut, rasanya hati ini sudah ikut senang. Dan kemudian imajinasi ini
mulai bermain jika seandainya aku yang pergi ke Jepang maka aku akan
mengunjungi berbagai tempat yang direkomendasikan para traveler tersebut.
See ?? hanya dengan bermimpi aku sudah mulai merencanakan
berbagai banyak hal, meskipun belum tahu pasti kapan mimpi itu menjadi kenyataan.
Aku sudah merasa bahagia, bahkan hanya dengan membayangkannya saja. Begitu ajaibnya kekuatan bermimpi itu kan ?!
Namun, memiliki mimpi dan berharap pada kenyataan itu
seperti membenturkan dua bola yang
menggelinding keras secara berlawanan. Efeknya sangat dahsyat, baik pada bunyi
ataupun akibatnya. Seperti itulah ketika aku bermimpi tinggi dan kemudian
menghadapi kenyataan saat itu, maka buuummmm !!! rasanya sakit karena mimpi itu
hanya sekedar angan-angan yang jauh.
Bahkan kemudian setan mulai membisiki karaguan, bagaimana
jika mimpi itu tidak pernah menjadi kenyataan ? Bagaimana jika alur hidupmu
akan berubah 180 derajad dan membuat mimpimu menguap tanpa sisa ?
Saat itulah kemudian aku akan menarik napas panjang dan berat,
bahwa memiliki mimpi itu terasa menyusahkan. Siapa bilang bermimpi itu mudah ?
Tidak !! Karena setelahnya kita harus menghadapi bahwa itu hanyalah mimpi, yang
wujud atau bentuknya pun belum mampu kita rasakan.
Tidak bermaksud untuk menjadi orang yang pesimis, tapi
memang harus realistis. Atau bisa saja kamu tetap ngotot untuk bermimpi setinggi
langit, tapi tentu saja harus bersiap ketika kenyataan akan menarik anganmu dan membenturkannya kembali ke
bumi dengan keras.
Pict by Google
No comments :
Post a Comment